Posted by : halimah siti Minggu, 10 Februari 2013

PENDIDIKAN DALAM PERSATUAN ISLAM
Oleh:
Dr. H.Dedeng Rosidin, M.Ag.
Jam’iyyah Persatuan Islam (Persis)
•Didirikan1923diBandungolehsekelompokumatIslamyangtertarikpadakajiandanaktivitaskeagamaan.
•Muncul karena tuntutan perkembangan kebangkitan dunia Islam.
•Oleh Ibnu Taimiyah (1263-1328), gerakan semacam itu disebut “Muhyi Aśar al-Salaf”, membangkitkan kembali ajaran-ajaran sahabat Rasul dan tâbi„in, berpedoman Alquran dan Sunah Rasulullah.
•Dilanjutkan oleh muridnya Ibnu Qayyim (1292-1350), kemudian oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1792), berkembang setelah tokoh ini meninggal dunia. (Howard M.Federspiel, Persatuan Islam,Pembaharuan Islam Indonesia Abad XX,hlm.14, Hendi Suhendi, “Solidaritas Sosial Keagamaan Jamaah Persatuan Islam”, hlm. 127)
•Jamaluddin al-Afgani (1839-1897), kemudian Muhammad Abduh (1845-1935), dilanjutkan Rašîd Ridâ (1856-1935). (Suhendi, “Solidaritas Sosial”,hlm.128)
•Gerakan salaf masuk ke Indonesia akhir abad ke-18. di Minangkabau oleh Haji Miskin julukan Harimau nan Salapan: Tuanku Haji Miskin, Tuanku di Kubu Sanang, Tuanku di Koto Ambalau, Tuanku di Ladang Lawas, Tuanku di Padang Luar, di Galung, di Lubuk Aur, dan Nan Renceh. (Dadan Wildan, Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia, hlm.17)
•Persisberasal dari pertemuan kenduri, oleh H.M. Zamzam dan H.M. Junus, lalu menjadi kelompok penelaah (study club) dalam bidang keagamaan. Menamakan kelompoknya “Persatuan Islam”, maka resmi didirikanlah organisasi.
•Nama “Persatuan Islam” mengisyaratkan rûh al-ijtihâddan jihad, persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan usaha Islam, dan persatuan suara Islam.
•Diilhami QS.Ali Imran ayat 103, dan hadis Turmuzi: “Kekuatan Allah itu beserta jama’ah”. (Wildan, Sejarah Perjuangan, hlm. 29-30)

•Pada waktu berdirinya, umat terbelenggu oleh fatwa-fatwa tidak berdasar Alquran dan Sunah, hanyut antara unsur Islam dan unsur pra-Islam. (Wildan, Sejarah Perjuangan, hlm. 41)
•Visi Jam’iyah Persis: terwujudnya al-Jamaah sesuai tuntutan Alquran dan Sunah.
•Misi: (1)mengembalikan umat kepada Alquran dan Sunah. (2)menghidupkan ruh al-jihad, ijtihad dan tajdid. (3)mewujudkan Mujahid, Mujtahid, dan Muwahid. (4)meningkatkan kesejahteraan umat. (Qanun Asasi Qanun Dakhili Persis 2005, hal. 125)
•Tujuan: terlaksananya syariat Islam berlandaskan Alquran dan Sunah secara kâffatdalam segala aspek kehidupan. (Qanun Asasi Qanun Dakhili Persatuan Islam 2005, hal. 7)
Gambaran UmumPendidikan Persatuan Islam
Kondisi dan Pertumbuhan Gerakan Pendidikan Modern Islam di Indonesia
•Karel A. Steenbrink : faktor pendorong pembaharuan pendidikan Islam permulaan abad ke-20 :
1.Tahun 1900,banyak pemikiran untuk kembali ke Alquran dan Sunah, menolak taklid.
2.Perlawanan nasional terhadap kolonial Belanda.
3.Adanya usaha umat Islam memperkuat organisasinya di bidang sosial ekonomi.
4.Tidak puas dengan metode tradisional dalam mempelajari Alquran dan studi agama. Dan masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam. (Karel A.Steenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah,1994:hlm. 26-28)
Pendidikan Persatuan Islam
•Tahun 1924:Penyelenggaraan kelas pendidikan akidah dan ibadah serta kursus-kursus.
•Tahun 1927,kelas khusus kelompok diskusi untuk anak muda yang telah menjalani studi di sekolah pemerintah.
•Tahun 1930, Pendis didirikan A.A. Banaama.
•Maret 1936,pesantren. Tahun 1942, dibuka tingkat Ibtidaiyah.
•Tahun 1950,dibuka Tsanawiyah. Tahun 1955, tingkat Tajhiziyah dan Mu’allimin. (Federspiel, Labirin Ideologi, hlm. 150, Wildan, Sejarah Perjuangan, hlm.45, 134, Noer, Gerakan Modern, hlm.101)
•Tahun 1955 mulai melakukan standarisasi dan penyeragaman kurikulum.
•Pendis, cikal bakal pendidikan formal yang didirikan oleh M. Natsir, karena adanya ketimpangan yang dirasakan terhadap rakyat pribumi atas penindasan penjajah Belanda, masyarakat dalam garis kebodohan dan keterbelakangan, banyak yang tidak paham ajaran universal yang terdapat dalam kitab suci Alquran,rendahnya pemahaman agama.(Tiar Anwar Bachtiar, Sejarah Pendidikan Persatuan Islam, dari "Pendis" sampai "Pesantren Persis" (1936-1983), t.th), hlm. 16)
•Pesantren, bertujuan untuk mencetak kader-kader Persis yang paham dalam bidang agama dan kemudian dapat menjadi mubalig yang sanggup menyiarkan.(Bachtiar, Sejarah Pendidikan, hlm. 19)
•Nama lembaga pendidikan yang dipilih A. Hassan yaitu “pesantren”. Pada umumnya, pesantren memang dimaksudkan untuk mendidik calon-calon ahli agama (ulama).
•Pendidikan Tinggi, tahun 80-an Pesantren Persatuan Islam Bandung masih bertahan dengan pendidikan dasar dan menengahnya.Tahun 90-an dibuka Pesantren Persatuan Islam Tinggi (PPT).Di Bangil, tahun 1962Universitas Pesantren Islam (UPI). (Bachtiar, Sejarah Pendidikan, hlm. 30, Dis: hal. 207)
•Pendidikan tinggi, keputusan Pedoman1984, disebut "Pesantren Luhur”. (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pesantren Persatuan Islam1984, hal. 2)
Konsep Pendidikan Persatuan Islam
Qanoen Pesanteren Persatoean Islam Bandung 1936
Fasal ke 1Tarich Berdiri dan Nama
•Tempat peladjaran terseboet, didirikan di Bandoeng pada tanggal 1 Dzil-Hidjdjah 1354bersamaan dengan tg. 4 Maret 1936,dengan nama: “PESANTEREN PERSATOEAN ISLAM BANDOENG”.
•Dengan berdirinya Pesanteren ini, berarti P.B. Persatoean Islam telah mendjalankan kepoetoesan Conferentie Persatoean Islam 1935 boeat mengadakan Cursus Moeballigh.
Fasal ke 3Toedjoean Pesanteren
•Pesanteren ini, toedjoeannja semata-mata hendak mengeloearkan moeballigh-moeballighdengan mengadjarkan bahasa Arab dan alat-alatnja dan ilmoe-ilmoe agama Islam jang perloe, dan sedikit-sedikit dari peladjaran-peladjaran agama-agama lain, dan sedikit dari ilmoe menghitoeng. Djiografi, ilmoe alam dan lain-lain ilmoe kedoeniaan jang akan menolong seorang moeballigh di dalam pekerdjaannja bertabligh.
Fasal ke 9Peladjaran Pesanteren dan Bahasa
•Di Pesanteren ini, akan diadjarkan ilmoe-ilmoe jang perloe ada pada seorang moeballigh Islam jang berdasar pada Qoer’an dan Hadits, jaitoe:
(1) Tauhid(7) Tarich (13) Bajaan
(2) Fiqh(8) Tafsir (14) Badie’
(3) Batja Qoer’an(9) Hadits (15) Ma’anie
(4) Tadjwied(10) Chat (16) Manthiq
(5) Sharaf (11) Oesoel Fiqh(17) Bahasa Melajoe
(6) Nahwu (12) Achlaaq
(17) Bahasa Melajoe, dan lain-lain ilmoe kedoeniaan jang perloe, seperti ilmoe Hisaab, ilmoe Alam, ilmoe journalistiek, dan lain-lain ilmoe jang akan dipandang perloe.
•Bahasa jang terpakai boeat mengadjar ilmoe-ilmoe itoe ialah bahasa Melajoe/
•Tetapi akan dipisahkan djoega satoe masa oentoek melatih moerid-moerid beromong dengan bahasa Arab.
Fasal ke 11Goeroe-goeroe Pesanteren
•Goeroe-goeroe jang mengadjar dalam Pesanteren ini sementara beloem ada kekoeatan, adalah karena Allah tidak pakai bajaran.
•Goeroe-goeroe jang soedah sanggoep mengadjar di Pesanteren ini, ialah toean-toean:
1.H. M. Zamzam.
2.H. Azhari.
3.H. M.Ramli.
4.E. Abdoerrahman.
5.O. Qamaroeddin.
6.M. Natsir.
7.Fachroeddin.
8.Samsoedin.
9.A. A. Banaama.
10.Soelaiman Aboes-Soe’oed.
11.A. Hassan.
12.Abdoel Kadir bin Hassan.
Fasal ke 12Nazhir-nazhir atau pengoeroes-pengoeroes Pesanteren jang dipilih oleh P.B. Persatoean Islam boeat tiga tahoen pertama 1936-1939, ialah toean-toean:
1.A. Hassan, sebagai Ketoea.
2.H. M. Zamzam, Wakil Ketoea.
3.Samsoedin, penoelis.
4.Nastari, bendahari.
5.H. Azhari, pembantoe.
6.E. Abdoerrahman, pembantoe.
7.H. M.Ramli, pembantoe.
8.Kemas Ahmad,pembantoe.
9.M. Natsir,pembantoe.
•Pendidikan Persis berdasarkan kepada Alquran dan Sunah serta kepada peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan Sunah. (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah Persatuan Islam,2006, hal. 1)
•Visi pendidikan Persis: terwujudnya manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 30).

(Pedoman Jam'iyyah Persatuan Islam,2002, hlm. 51)
•Misi: Pemanusiaan insan ûlu al-albâbselaku muslim kâffatyang tafaqquh fi al-dîn. (QS. Al-Baqarah: 208).

(Pedoman Jam'iyyah Persatuan Islam,2002, hlm. 51)
•Tujuan: terwujudnya ţâ‟ifat mutafaqqihîna fi al-dîn(QS. Al-Taubah: 122).

(Pedoman 2006, hal, 3)
•Satuan pendidikan: (1)Pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah, termasuk ke dalam "lingkungan pendidikan sekolah“; (2)Satuan pendidikan luar pendidikan pesantren dan luar pendidikan sekolah, yang disebut dengan "pendidikan luar sekolah". (Pedoman Sistem Pendidikan Persatuan Islam, 1996, hlm. 6, Pedoman2002, hlm. 53, dan Pedoman2006, hlm. 4)
•Jalur pendidikan formal, pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah, diselenggarakan secara berjenjang, berkesinambungan dan berkelanjutan. Nonformal dan informal termasuk pendidikan luar pesantren dan sekolah.
•Jenjang pendidikan, (1)pendidikan prasekolah, pendidikan Hadlanatul Athfal, Raudlatul Athfal, (2)Pendidikan Dasar; (3)Pendidikan Menengah; dan (4)Pendidikan Tinggi. (Pedoman2006, hlm. 5-6, Kumpulan Kaifiyyah dan Pedoman Jam'iyyah Persatuan Islam, 2006, hlm. 11)
KESIMPULAN
Tujuan Umum Pendidikan Persis
•Tujuan umum pendidikan Persis pertama kali dirumuskan ialah untuk mencetak muballigîn. Tujuan ini penekanannya mubalig yang fâqihmemahami agama secara mendalam.
•Perkembangan tujuan selanjutnya, ialah terwujudnya kepribadian muslim yang tafaqquh fi al-dîn.
•Pendidikan formal Persis adalah pendidikan yang berorientasi pada Islam, bersistem, berlandaskan pada teori ilmu pendidikan dan tujuan nasional, serta mengacu pada komponen-komponen pendidikan
•Pendidikan formal Persis bertujuan membentuk generasi yang tafaqquh fi al-dînmelalui upaya tanmiyat(pengembangan) dan tajdîd(pembaharuan).
•Tafaqquh fi al-dînmerupakan ciri khas tujuan pendidikan Persis, karena ingin melahirkan fuqahâ‟.
•Maka, penekanan pada pengkajian Agama yang mendalam (tafaqquh) mendapat perhatian yang besar. Jika tidak demikian, akan sulit untuk melahirkan fuqahâ‟sebagai generasi pelanjut.
•Kurikulumyang digunakan sekarang lebih komprehensif, mandiri, proporsional, terintegrasi, serta dikelompokkan ke dalam al-„Ulûm al-Šar„iyat, al-„Ulûm al-Kauniyat, al-„Ulûm al-Insâniyatdan Program Unggulan,
•Penekanan pada mata pelajaran agama lebih besar dari mata pelajaran umum,
•Pola organisasi kurikulum berdasarkan pada mata pelajaran terpisah-pisah dan mata pelajaran gabungan (untuk pendidikan pesantren jenjang pendidikan dasar dan menengah).
•Kurikulum pendidikan tinggi mengacu pada Diknas dan Depag, kecuali Ma'had Aly.
•Kurikulum Persis dikategorikan modern dan bersifat dinamis.
•Pendidikmemiliki kualifikasi akademik minimal, berkemampuan sesuai bidang ilmunya, mewakafkan diri, memiliki sifat kebapakan (abawiyat), berakhlak mulia, hidmatyang tinggi, dan tugas utama melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran, di samping pada umumnya sebagai da'i.
•Peserta didikdisiapkan untuk menjadi mubalig, pendidik dan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, serta menjadi insan yang berakhlak karimah,melalui bai'at santri, disiapkan agar menjadi pemimpin masa depan dan menjadi pendidik generasi lanjut yang siap melestarikan nilai-nilai Islam, lewat pelatihan dan kegiatan jam'iyah santri Rijalul Ghad (RG) dan Ummahatul Ghad (UG).
•Alat pendidikanmengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan dengan kemajuan iptek.
•Buku sumber untuk mata pelajaran agama umumnya tetap mempertahankan ciri khasnya, yaitu buku sumber berbahasa Arab.
•Biaya bersumber dari jam'iyah, anggota, keluarga peserta didik, masyarakat, pemerintah dan pihak lain.
•Proses pendidikansangat diperhatikan, yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
•Di antara ciri khas dalam proses pendidikan Persis ialah waktu kegiatan belajar-mengajar yang digunakan mengacu kepada kalender Hijriyah, metode pembelajaran menggunakan sistem madrasi(klasikal), dan bahś al-kutubtermasuk pada program unggulan.
•Evaluasimencakup semua komponen pendidikan.
•Evaluasi terhadap peserta didik dilakukan pada akhir satuan pelajaran, akhir caturwulan, akhir semester dan ujian akhir pesantren (UAP/EBTA).
•Pada masa sekarang ada evaluasi tengah semester.
•Teknik evaluasi:lisan, tulisan dan praktek.
•UAP diatur oleh Bidgar Dikdasmen PP. Persis dengan sistem sentralistik.
•Kelembagaan pendidikanterdiri dari jenis pendidikan pesantren (keagamaan) dan sekolah (umum).
•Jenis pendidikan pesantren: Ibtidaiyah, Diniyah Ula, Tajhiziyah, Tsanawiyah, Diniyah Wustha, Mu'allimin program Ilmu Agama, IPA, IPS dan Bahasa, dan Aliyah program Ilmu Agama, IPA, IPS dan Bahasa,
•Jenis pendidikan sekolah: SD, SMP, SMK dan SMA program IPA, IPS dan Bahasa.
•Jenjang pendidikan mencakup pendidikan dasar, menengah dan tinggi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Blogger templates

Blogroll

Copyright © dariku untuk kalian -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan